Menakar Dua sisi Kesabaran


Dalam menapaki jalan dakwah ini, ada saja rintangan dan tikungan yang pasti kita temui. Terkadang medan yang begitu padas berkarang terjal tak sedikit membuat kita ada yang tertatih-tatih, merangkak, atau bahkan berhenti atau lebih ekstremnya lagi berbalik arah, berharap akan menemukan jalan lain, jalan Tol.
Da'wah yang telah memasuki mihwar muassasi dan sekarang melangkah ke mihwar dauliy,kian menghadapi berbagai tribulasi yang luar biasa. dari segala arah menerpa.
Percaturan politik yang kian pelik, ekonomi yang blm kunjung membaik, korupsi yang masih saja bercokol, atau konspirasi musuh-musuh telah menjadi suguhan informasi didepan mata kita. Begitulah kiranya jika sang tunas kini telah menjadi pohon rindang dan berbuah lebat. angin kencang kian sering menyapa.Dalam situasi ini, maka salah satu yang kita butuhkan adalah jiddiyah dan kesabaran kita. Jiddiyah dengan pengorbanan adalah harga yang harus dibayarkan untuk mendapatkan kemenangan.Sementara kesabaran adalah pajak dari keberanian ( saja'ah )dan keihlasan. Dan memang, kuncinya berada pada kesabaran, sabar diatas sabar. inilah barangkali yang dimaksud ALlah dalam surat Al-Anfal : 65 " Hai Nabi, kobarkanlah semangat para mukmin untuk berperang. Jika ada dua puluh orang yang sabar diantaramu, niscaya mereka akan dapat mengalahkan dua ratus orang musuh. Dan jika ada seratus orang yang sabar diantaramu, niscaya mereka akan dapat mengalahkan seribu dari pada orang kafir, disebabkan orang-orang kafir itu kaum yang tidak mengerti".
Namun, dalam memandang konteks shabar, baiknya kita juga harus bisa melihat dari sisi lain. Bahwa sabar terkadang-jika tidak disikapi secara proporsional-justru bisa melahirkan sikap yang kontraproduktif. Misalkan saja : kebekuan,jenuh, lesu dan kehilangan cita. sikap ini harus kita waspadai dan kita berlindung kepada Allah dalam munajat kita " Ya Allah..hindarkanlah kami dari ketenangan yang bisa mewujud menjadi kebekuan, kami berlindung dari shabar yang bisa menjelma menjadi kelesuan, meminta perlindanganMu dari sifat jenuh yang bisa menjadi ketidakpedulian, berlindung dari rasa tak berdaya yang kehilangan cita".Wallahu'alam.


Related Posts



0 comments:

 
Copyright © Embun Inspirasi | Powered by Blogger | Template by Blog Go Blog