Jalan yang Tak Sepi



Selesai UAS ( Ujian Akhir Semester ) aku dan dua temanku pergi ke bogor. Menginap di salah satu rumah kakak temanku yang tidak begitu jauh dari kampus IPB.
Kamis itu kami sedang di jakarta. Ini menjadi pengalaman yang seru bagiku. Aku bisa mengamati bagaimana kerasnya persaingan dan kehidupan ibu kota. Ada begitu banyak pengalaman tak terlupakan disana, namun aku begitu terkesan dengan bogor express, salah satu kereta yang kami naiki sewaktu pulang ke bogor.
Sore itu kami, memutuskan pulang dengan naik kereta.Kami tiba di stasiun jakarta kota pukul 17.15. subhanallah begitu ramainya orang berlalu lalang disanana. Setelah membeli tiket, kami segera menunggu sesuai jalur yang ditetapkan, jalur 12 kereta bogor express, kelas ekonomi AC. Allahu Akbar, sekali lagi aku sedikit tercengang dengan apa yang ku lihat. Begitu banyak orang-orang mengantri sang gerbong yang bergandengan. Jika tiba salah satu kereta, bersiaplah mereka di muka pintu. Berebut masuk untuk mendapatkan tempat duduk. Jika tidak, maka 2,5 jam kita harus rela berdiri sepanjang perjalalan. Tapi menurutku rasanya asik juga.
Sirine kereta telah terdengar dan tampaklah gerbong dari kejauhan mendekati kami ynag sedang menunggu dengan gelisah karena hari menginjak malam. Seperti itulah suasananya, kami berebut masuk KRL, dan alhamdulillah bisa masuk meski tak dapat tempat duduk. Sebelum kereta berangkat, salah satu temanku bertanya pada seseorang disebelahnya, untuk memastikan bahwa kereta yang kami tumpangi tidak salah. Dan kontan saja kami tertawa sambil melompat keluar karena kereta yang kami tumpangi ternyata bukan tujuan Bogor. Alhamdulillahnya lagi kereta belum berangkat, kalau langsung saja jalan, bisa besok pagi kita sampai Bogor. Kamipun menunggu lagi dengan sekian banyaknya manusia di sana. Tampaknya kereta yang kami tunggu adalah kereta terakhir ke bogor.
Waktu menunjukkan pukul 18.00 dan kereta kami akhirnya datang juga, meski terlambat dari jadwal yang ditentukan. Namun aku bersyukur bisa kembali ke bogor. Seperti biasa, setelah melalui rebutan masuk pintu, kami kini berada di dalam kereta yang sudah cukup penuh dengan aneka ragam manusia. Yang semuanya membawa keletihan dan harapan, tampak dari raut muka mereka. Yang sangat mengesanlkan bagiku adalah kita harus rela berdesak-desakan atau bahkan boleh dikatakan Over Load penumpang, karena jumlah penumpang yang melebihi kapasitas tempat. Ada suka duka bercampur disana. Bisa kita bayangkan bagaimana badan ini tidak bisa bergerak bebas selama 2,5 jam karena susunan dencis yang aku alami, juga temanku. Kami bertiga juga sempat tertawa karena ada saja para bapak yang masih bisa bercanda disamping kami. Dan salah satu temanku sempat juga di jadikan bantal berdiri oleh dua orang sangat nyaman tidur menyender di bahunya. Temanku merasa emoh tapi ia tak mampu berkutik karena kami tak bisa bergerak bebas, bahkan menoleh saja kami kesusahan. Temanku pasrah saja dengan keadaan. Aku berkata kepada temanku “ makanya akh, tu badan dikurusi dikit biar gak disangka bantal lagi ”. dia hanya tersenyum. Dan akhirnya kami tiba di bogor. Bebas rasanya..
Subhanallah..tampaknya ini juga pelajaran berarti buat saya. Demi mencari karunia Allah, semua orang rela berpayah-payah pulang malam. Mudah-mudahan Allah SWT memeberikan pahala dalam tiap tetes keringat yang keluar dan lelahnya sendi memikul beban. Tidak akan sia-sia jika semuanya ikhlas.


Related Posts



0 comments:

 
Copyright © Embun Inspirasi | Powered by Blogger | Template by Blog Go Blog