Korelasi Besar Tampak Sederhana


Dalam sketsa perjalanan dakwah kita, ada banyak korelasi (hubungan timbal balik) antara apa yang kita perbuat dengan apa yang akan kita dapat. Juga bisa dikatakan hubungan resiprok ( sebab akibat ). Sebab melakukan sesuatau maka kita juga mendapatkan sesuatu. “Sesuatu” itu ada yang besar atau sederhana dan kecil sekalipun. Maka dalam konteks ini saya akan mencoba curhat pada sang pena apa yang saya lihat, perhatikan, dan rasakan ( sebagian kecil saja ) yang pada akhirnya menghasilkan suatu konklusi,yang barangkali ini terlalu subjektif dan sempit. Tapi bagi saya, inilah salah satu bagian dari wujud idealisme yang saya fahami.

Shaff shalat berjamaah
Mungkin ada banyak makna tentang rapatnya shaff shalat. Namun saya akan melihat dari sisi sederhananya saja, atau yang dianggap sederhana barangkali. Sahabat, bagaimana mungkin para objek da’wah mau mendekati kita jika kita belum mau merapatkan shaff shalat kita ? Padahal Merapatkan berarti saling menyentuh, saling merasakan, saling memperhatikan, dan saling mendo’akan siapa dikanan dan kiri kita? Renggangnya shaff shalat ialah cermin renggangnya ukhuwah kita atau suburnya individualis. Bagaimana mungkin islam yang satu bisa bersatu jika tidak bisa menjadi sapu? Bagaimana mungkin para objek da’wah mau mendekat dan simpati pada da’wah sementara kita tidak mau merapatkan shaff ? Dari analisis saya di beberapa masjid, shaff shalat adalah cerminan karakter manusia yang ada dalam masyarakat itu. Apa hasilnya jika ini terjadi di masjid-masjid kampus yang notebenya adalah basis da’wah intelektual? Mari rapikan kembali shaff kita !

Tertidur di masjid
Kita terlalu asik dengan dunia masjid kita. Baik dalam agenda ta’lim atau sekadar kumpul bersama. Ini semua perlu penyikapan proporsional. Jangan sampai hal ini kemudian menjadikan “isyarat” ekslusivenya da’wah kita, sehingga berdampak pada mandegnya agenda-agenda da’wah ammah. Kita tidak ingin adanya semacam sektoral-sektoral yang menjadikan kita berfikir sempit dan tersekat. Bagaimana mungkin da’wah akan berkembang jika kita tidak segera bangun dari masjid, berkeliaran laksana singa di siang hari dan menjadi rahib tatkala malam hari ? Bagaimana mungkin da’wah akan menyentuh semua lapisan jika ada kader yang tak mau membagi nikmatnya iman untuk menjadi shaleh sosial ? Bagaimana mungkin da’wah akan meluas jika tak mampu menguasai jaringan ? Dan bagaimana mungkin kita mampu menghadapi persaingan jika kita masih saja terlelap di masjid kita. Dalam istilah fisika, kita mengenal efek kelembaman – kecenderungan mempertahankan kondisi dimana benda berada. Kelembaman kita disini adalah malasnya kita bangun dari masjid karena terlalu lama tertidur. Saatnya bangun dari masjid !

Tamanmu yang malang
Jika Anis Matta bilang “ menata ulang taman peradaban indonesia “. Maka disini saya hanya akan sedikit menyapa “ apa kabar taman kecil anda semua ?”. Ya, taman disekeliling tempat anda tinggal. Tampakkah layu bunga-bunga yang ditanam para aktivis karena sibuknya aktivitas? Berantakankah susunan sandal jepit yang ada di depan teras rumah? Atau kotornya halaman rumah sang aktivis? Lantas, bagaimana mungkin kita mampu mengurus ummat yang ada dalam sebuah negara sementara kita belum mampu mengurus taman dan sandal jepit kita di rumah? Apa mungkin kita mampu menyapu kotoran yang menempeli ummat sementara kotoran yang tampak dihalaman rumah belum sempat kita sapu. Ini hal yang sangat kecil dan sepele barangkali. Tapi menurut saya ada korelasi psikologisnya. Wallahu’alam


Related Posts



0 comments:

 
Copyright © Embun Inspirasi | Powered by Blogger | Template by Blog Go Blog