Monster Trauma Persepsi


Mimpi memang terkadang harus begitu posisinya dimata orang lain, diremehkan atau apapun julukanya. Inilah yang terkadang membuat sebagian kader da’wah minder. Minder untuk membuat impian yang besar karena berbagai “ monster “ yang selalu menghantui atau menakuti langkahnya. Monster tidak pede, monster malas, takut dianggap ujub atau sombong, takut gagal kuliah, takut diintimidasi, takut diejek, serta situasi-situasi buruk lainya yang akhirnya berkembang menjadi “ moster “ karena persepsi kita. Franklin D Roosevelt mengatakan “ satu-satunya yang harus kita takuti adalah ketakutan “. Sebab jika ketakutan-ketakutan telah hinggap dalam diri kita, yang terjadi adalah keengganan beramal (berkarya). Maka bagi kader da’wah perlu membersihkan( tathahhur ) trauma persepsi berupa ketakutan-ketakutan yang di anggap “moster” menyeramkan dalam beraktifitas atau berda’wah.Menurut Ust. Hilmi Aminuddin, trauma persepsi yang harus dihilangkan yaitu;
Pertama, Al-'uqdah al-inhizamiyyah, atau trauma persepsi merasa selalu kalah kalau bertarung. Belum berbuat apa-apa kita sudah merasa kalah, melihat kekuatan lawan yang besar kita minder, kalah sebelum bertanding. Atau barangkali kita menyebutnya dengan julukan “ mental ayam negeri “ mudah masuk angin dan kena sampar.
Kedua, Al-'uqdah al-istihdaafiyyah, atau trauma persepsi yang membuat kita merasa selalu menjadi objek. Jaman terus berubah, jangan terus merasa dijadikan objek. Meski kita sedikit saat ini, kita jangan pernah takut dengan siapapun. Kita tidak boleh takut berhadapan dengan birokrasi, apalagi sebagai pimpinan organisasi atau jamaah, tidak boleh menggigil dan memang tidah harus demikian.
Ketiga, Al-'uqdah al-muamaraatiyyah, atau selalu merasa orang-orang sedang bersekongkol melawan kita, merasa selalu dimusuhi. Kader dakwah harus berani menghadapi tantangan. Konspirasi memang ada, namun perasaan dikepung kalau sudah menjadi 'uqdah akan membuat kita tidak mampu menghadapinya. Akhirnya konspirasi menjadi besar karena persepsi kita sendiri.
Keempat, Al-'uqdah ar-raj'iyyah, yaitu merasa bahwa kita ini terbelakang. Sumbernya adalah perasaan rendah diri. Seolah – olah kita tidak punya posisi tawar yang baik di depan orang lain, merasa kita tidak mampu, tidak capable, dan lain-lain yang justru malah membuat kita tidak mampu berkembang.
Kelima, Al-'uqdah salbiyyah, yaitu trauma yang menyebabkan kita selalu berpikiran negative (negative thinking). Melihat orang lain diluar sana belum apa-apa sudah curiga. Melihat saudara sendiri dengan sejuta kecurigaan. Melihat ada kesalahan individu sedikit saja dalam jamaah langsung menghakimi “ jamaah ini hancur, tidak murni lagi, pragmatis, dan lain-lain “. Padahal kalau kita menyadiranya, ini adalah jamaah manusia, bukan malaikat. Allah mencintai orang-orang yang membersihkan diri ( QS. Al-Maidah : 6 ), bukan yang bersih, bukankah tak ada manusia yang terus-menerus bersih ? Ada saja kekurangan dalam diri kita dan akan ada saja masalah dalam dakwah. Jangan berharap bertemu jalan tol yang lowong dan tanpa saingan. Itu hayalan. Kalau ada masalah, harus segera cari solusinya, bukan bermelankoli ria.
Keenam, Al-'uqdah al-kamaaliyyah, yaitu sikap yang cenderung perfeksionis.Tidak ada untungnya bersikap perfeksionis. Jika pintu satu ditutup, pintu lain harus dicari. Kalau perlu tembok boleh dijebol, bikin pintu yang baru. Jangan mau didesak terus. Jangan mati langkah. Kata Rasulullah SAW, kalau sudah tahu besok akan kiamat pun, kebajikan menanam sebutir biji pun masih tetap layak untuk dilakukan.
Ketujuh, Al-'uqdah at-tabaa'iyyah, yaitu traumanya orang-orang yang tidak kreatif, maunya mengikuti. Orang yang seperti ini gemarnya berkalau-kalau. Kalau saja seperti jamaah itu, kalau saja kita bisa seperti begini dan begitu, kalau saja kita seperti mereka, dan seterusnya. Dakwah akan mandul kalau kader-kader dakwah akalnya sudah mandul.
Jadi kita jangan pernah takut dengan “ monster “ apapun dan siapapun yang kita hadapi, serta kapanpun itu. Mengubah mental dan mind set kunci membuka trauma persepsi dan mengunci berbagai monster tersebut.


Related Posts



0 comments:

 
Copyright © Embun Inspirasi | Powered by Blogger | Template by Blog Go Blog